Selasa, 22 September 2020

Keraton Sambaliung dan Zuriatnya

   Mengutip apa yang disampaikan oleh sejarawan Anhar Gonggong dalam acara ILC beberapa waktu yang lalu bahwa "identitas etnik dan identitas Indonesia itu tidak bertentangan karena yang mendirikan Indonesia adalah etnik-etnik ini. Siapa etnik itu? Raja-raja, Pangeran-pangeran, keluarga-keluarga Raja. Mereka itulah yang mendirikan Indonesia yang menjadi pahlawan Nasional juga sebagian besar dari mereka. Jadi Indonesia ada oleh karena ada etnik yang dulu memiliki kerajaan-kerajaan lokal. Sebagian dari Raja-raja itu pendiri Republik ini dan keluarga mereka juga pendiri Republik ini. Kapan hilangnya kerajaan-kerajaan ini? Tahun 1959. Ketika proses pembentukan demokrasi terpimpin maka kemudian SWAPRAJA dihilangkan. Tetapi hilangnya mereka tidak dalam arti kata bahwa mereka hilang secara budaya. Karena memang Indonesia tidak mungkin hilang juga. Tidak mungkin punya budaya tanpa tetap mengadakan budaya-budaya yang dilahirkan oleh kerajaan-kerajaan lokal ini dan itu yang harus dipahami orang".

Dari kutipan penuturan sejarawan di atas sangat jelas bahwa Keraton dan Zuriatnya saling berkaitan dan sejarah tidak dapat ditolak faktanya. Apalagi keberadaan KERATON SAMBALIUNG sangat berpengaruh terhadap budaya, adat-istiadat dan kearifan lokal masyarakat setempat. Upaya pelestarian kebudayaan nasional tidak dapat dipisahkan dari upaya pendataan dan pengungkapan aspek-aspek kebudayaan yang ada di Indonesia. Melalui upaya tsb diharapkan bahwa keragaman budaya tercermin dalam aspek-aspek budaya keraton yang memiliki ciri khas tersendiri yang sejatinya adalah bagian dari identitas bangsa Indonesia agar dapat tetap terjaga.

Sebagai suatu sistem dengan seperangkat pranata sosial, keraton tumbuh dan berkembang seiring dengan pertumbuhan suatu wilayah dan tata kelola pemerintahan tradisional. Maka tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa keberadaan keraton berkontribusi terhadap terbentuknya suatu identitas tertentu dlm masyarakat dimana keraton tersebut berada. Fungsi keraton saat ini sebagai pusat kebudayaan harus terus dipelihara dan dikembangkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar